Pada sebuah wawancara di TV nasional, KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) berkata pada seorang wartawan,
“Di dalam sebuah buku tasawuf,
dikatakan: idfin wujudaka fii ardhil khumul, kuburkan dirimu dalam
bumi kekosongan. maksudnya apa sih? JANGAN ADA PAMRIH. Anggap yang
sedang kau lakukan itu sebagai tugas. Jangan mengejar harta dan kuasa sehingga
dengan begitu kita jadi tak punya beban apa-apa.“
Perkataan Gus Dur yang mengutip dari
kitab Al-hikam karya Ibn Atthaillah As-Sakandari ini jelas membekas di hati
saya. Sampai berhari-hari saya memikirkannya.
Versi lengkap dari hikmah yang dikutip
Gus Dur itu adalah seperti ini;
“Idfin wujûdaka fî ardhi al-humûl.
Famâ nabata mimmâ lam yudfan lâ yatimmu natâ’ijuhu.” Tanamlah keberadaan
dirimu di tanah yang rendah, tak dikenal dan kosong, sebab sesuatu yang tumbuh
dari sesuatu yang tidak ditanam tidak akan sempurna buahnya. (Ibnu Atha`illah
as-Sakandari, al-Hikâm, hikmah No. 11).
Alfatihah untuk Mbahdur dan Ibnu
Atthaillah As-Sakandari.
Hikmah dari kitab Al-Hikam ini selaras
dengan yang disampaikan oleh Sadhguru, seorang mistikus terkenal dari India,
"Ambil kasus sebiji benih, jika benih itu terus menerus menyelamatkan dirinya, kehidupan baru tak mungkin terjadi. Benih itu telah melewati perjuangan hebat, kehilangan apa yang ia yakini sebagai identitasnya, kehilangan keamanan dan integritasnya dan menjadi rapuh untuk tumbuh menjadi pohon rimbun dengan banyak cabang yang berlimpah bunga dan buah. Tanpa keterbukaan yang ikhlas terhadap transformasi, kehidupan tak akan tumbuh.” - Inner Engineering, Sadhguru Hal.77
Dari nasihat-nasihat yang diberikan
oleh Gus Dur, Ibn Attaillah dan Sadhguru ini, akhirnya saya belajar, kalau kita
hidup itu harus seperti pohon. Berawal dari benih yang tak masalah (dengan senang
hati) membenamkan diri ke tanah. Semangatnya dia ingin berbuah. Ingin memberikan
kesejukan. Ingin memberikan perlindung. Bukan, buahnya bukan untuk dirinya
sendiri. Oksigennya pun bukan untuk dia sendiri. Dia semangatnya memberi. Tak apa kadang dilempari.
Saya melihat kebesaran dan keberadaan tuhan melalui pohon. Bagaimana pohon lahir, tumbuh dan berkembang. Ajaib pohon itu, dia mampu "melawan hukum alam". Air yang alamiahnya mengalir dari tempat yang lebih tinggi ke tempat yang lebih rendah, dalam tubuh pohon, air malah bergerak dari tanah ke atas.
Sungguh, di kehidupan yang akan datang. Kalau misal saya mati dan terlahir kembali, boleh deh saya jadi pohon. Apel. :)


















