Thursday, 2 October 2025

7 Alasan Kenapa Saya Masih Memilih Menulis

Di tengah gegap gempita media sosial seperti Instagram dan TikTok, dengan bertaburnya video-video menarik di sana, saya justru masih merasa nyaman menulis dan membaca tulisan. Kenapa?

1.      Menulis itu hening.
Alih-alih berbincang dengan orang lain, menulis membuat kita berbincang dengan diri sendiri. Dalam tulisan, saya bisa lebih jujur. Menulis juga jalan keabadian. Usia tulisan bisa jauh lebih lama dibanding usia penulisanya sendiri.

2.      Tulisan adalah inti pemikiran.
Ada proses menulis, menghapus, merevisi, lalu menyusun kembali. Hingga akhirnya lahirlah tulisan yang muncul di blog, buku, atau media lain—sebagai buah pikiran terbaik dari seorang penulis. Kadang kita tak sadar, satu artikel pendek yang kita tulis di blog, bisa memperbaiki hidup seseorang, minimal cara pikir mereka berubah.

3.      Tulisan bisa memperbaiki pola pikir.
Berkali-kali saya menemukan sudut pandang baru atau bahkan berubah pikiran, hanya karena membaca tulisan orang lain, entah dari buku atau artikel blog.

4.      Membaca melatih kesabaran berpikir.
Tidak seperti menonton video singkat, membaca menuntut kita untuk berhenti sejenak, merenung, dan memahami. Di situlah kedalaman lahir.

5.      Membantu merapikan isi kepala

Pikiran seringkali berantakan. Menulis itu seperti “merapikan lemari” isi otak—yang tadinya acak-acakan jadi lebih tertata. Banyak orang merasa lebih lega setelah menulis curahan hati atau pengalaman. Menulis bisa jadi terapi.

6.      Merekam jejak pikiran & perasaan.
Kadang kita lupa pernah berpikir atau merasakan sesuatu. Dengan menulis, semuanya terdokumentasi dan bisa kita baca ulang di masa depan.

7.      Melatih konsistensi & disiplin.
Apalagi kalau punya komitmen nulis rutin. Itu bukan cuma soal menghasilkan tulisan, tapi juga melatih mental untuk tekun.


      --------

      Ditulis di Subang, 2 Oktober 2025. Di rumah. Sambil nunggu Si bungsu yang sedang demam. 

Share:

0 comments:

Post a Comment