Saturday, 19 February 2022

Filosofi Kuncung Semar

"Kenapa Aku suka Semar? karena Semar itu sembahyang-nya gak pakai jadwal. Seluruh hidupnya, termasuk ketika sedang guyon, adalah sembahyang-nya." Kurang lebih itu yang dikatakan Mbah Tejo (Sujiwo Tejo.red) saat menyampaikan kekagumannya pada sosok Eyang Semar Badranaya. 

Di tengah hiruk-pikuk berita tentang seorang pendakwah yang mengatakan bahwa wayang haram, harus dimusnahkan, saya malah sedang gandrung-gandrungnya belajar dari kisah pewayangan, terutama terhadap sosok Semar Badranaya

Saya kenal sosok Eyang Semar dari dalang terbaik tatar Sunda, Alm. Abah Asep Sunandar Sunarya. Melalui tangan dinginnya, beliau mampu memainkan para wayang, seakan itu hidup. Wayangnya seakan punya ruh. Sehingga aneka wejangan yang Abah Asep sampaikan (biasanya melalui sosok Semar) selalu menghujam ke sanubari para pecinta wayang golek. 

Bertahun-tahun kemudian, saya pun berkenalan dengan yang namanya podcast. Salah satu channel podcast yang paling saya sukai adalah channel Perspektif Tasawuf yang berisi ceramah-ceramahnya Ust. Dr. Fahruddin Faiz.

Menurut Ust. Fahruddin Faiz, Semar itu sosok yang unik. Kisah wayang terdiri dari 2 cerita utama, yaitu Ramayana dan Mahabhrata. Keduanya berasal dari India. Tapi Semar beda. Semar ini murni ciptaan para wali, terutama Sunan Kalijaga yang jalan dakwahnya melalui seni, salah satunya pagelaran wayang.

Semar itu memiliki kuncung (rambut) berjumlah 8 helai. Delapan ini adalah simbol kekuatan semar. 

1. Tidak lapar, 

2. Tidak ngantuk, 

3. Tidak jatuh cinta, 

4. Tidak sedih, 

5. Tidak capek, 

6. Tidak sakit, 

7. Tidak kepanasan, 

8. Tidak kedinginan.

Pesannya adalah Eyang Semar tidak mudah terpengaruh oleh segala hal diluar dirinya. Teguh dan tangguh. Sifatnya tidak agresif, pun tidak ofensif. Dibontang-banting tetap tegar. Digoda-dirayu tak peduli. Sebenarnya 8 hal ini adalah perlambang hawa nafsu yang ada di dalam diri manusia.

Maksud dari 'tidak lapar' adalah jangan mudah kalah oleh lapar. Tak menghalalkan segala cara agar tidak lapar. Tidak muring-muring saat lapar. Tidak menanggalkan prinsip saat lapar. :) 

Silakan yang lainnya teman-teman pedar sendiri..

Kalau kamu mau belajar, dengan 8 daya ini, kamu tidak perlu kekuatan apa-apa lagi. Bila bisa mengamalkannya, kamu akan sakti. Gak akan ada yang bisa mengalahkanmu. Itulah makanya, seluruh dalang sepakat, Eyang Semar ini adalah sosok paling sakti sejagat pewayangan, heuheuheu.  

"Bagi Semar, kuncung adalah simbol kekanak-kanakan jiwa. Dia melihat dunia dengan alam pikir bocah. Dengan cara itulah Semar mendekatkan diri pada Tuhan. Makanya, ketika kuncungnya akan dipotong, dia akan galau luar biasa." Sujiwo Tedjo

 

//---------------//

Ditulis di Subang, 19 Februari 2022. Sore-sore, jam 4an.

Share:

0 comments:

Post a Comment