Pada suatu sore, Si Ade (Sohib kantor) berujar dengan sangat
girangnya, “Ndri liat nih, indah kieu nya.” katanya sambil menunjukan
beberapa foto di akun instagramnya.
“Wih, enya. dimana ieu Mang?” — (Dimana ini, Mang?)
“Garut, Ndri. Hayu ah kita acarakan kesana.” Jawabnya singkat. Tanpa
melewati debat yang berkepanjangan, saya pun langsung tanda tangan,
tanda setuju. bahkan, Sangat setuju.
Berangkatlah kita. pada jumat malam itu, Saya, si sade, jeni, yoga
dan si shum langsung meluncur untuk menyambangi tempat yang memang lagi
hits di Garut itu. Kalau tak salah (berarti benar) tempat itu adalah LeuwiJurig dan LeuwiTonjong.
1. Leuwi Jurig
1. Leuwi Jurig
Untuk orang orang di bawah garis keturunan Sunda, denger kata Jurig
pasti Ngeri sendiri. Dari kecil kita sudah dicekoki cerita mengenai
betapa berbahayanya Jurig ini.
“Hati hati, jangan keluar malam sendirian, nanti diculik Jurig.”
“Kalau mau tidur, baca doa dulu, biar tidurnya ga mimpi ketemu Jurig.”
Kemarin saya tidur lupa baca doa. Mimpi ketemu Jurig sih kaga, malah mimpi diuber-uber debt collector. Padahal sejauh ini kan angsuran saya lancar. Tapi ah.. sudahlah.
Jurig itu makhluk halus atau hantu, kawan. Entah kenapa ini tempat
namanya Leuwi jurig. Kalau di translate secara keseluruhan, berarti
leuwijurig itu artinya: Ghost river atau Sungai hantu. Kan ngerrri!
Tapi anehnya, bikin penasaran.
Dari Garut kota, untuk mencapai leuwi jurig ini, kurang lebih
dibutuhkan waktu 4jam an. Iye, jauh emang. Apalagi kalau yang jalanin
mobilnya ga tau jalan sama sekali. 1 jam perjalanan mungkin bisa dipakai
untuk nanya ke warga plus ngopi-ngopi dulu di warung pinggir jalan
sekalian dinginin pantat.
Leuwijurig yang berada di Kecamatan Bungbulang ini sebenernya bukan
tempat wisata, Bos. Lebih tepatnya… belum. Instagram aja yg meng-hits-kannya, sehingga banyak orang penasaran untuk renang atau sekedar foto-foto disini.
Pas kita nanya ke warga setempat, ternyata penduduk sekitar taunya
itu bukan leuwi jurig, tapi Leuwi Rapit. Entah siapa yang pertama kali
men-jurig-kannya. Jurig teh ah!
Pas sampai disana, bukannya girang yang didapat, kita malah langsung
kecewa. Bagaimana tidak, 4 jam perjalanan yang dilalui ternyata cuma
untuk mendatangi sungai besar yang dijadikan tempat penggalian pasir.
“Hadeuh, yang kayak ginian mah, di belakang rumah gue juga banyak.” Celetuk Si Yoga dengan nada penuh kekecewaan.
Masih penasaran, saya pun bertanya sama salah satu bapak bapak penggali pasir disana.
“Ooh, leuwi rapit nya, A? Leres ieu memang leuwi rapit, tapi nu
sae mah sanes didieuna, cobi rada ka girang, A. Tuh, jalanna ka palih
ditu.” — (Ooh, betul ini memang leuwi rapit, tapi yang bagusnya mah bukan disini, tapi disana). Jawab si Bapak sambil menunjuk arah yang
harus kita tuju.
Sejenak kekecewaan kita langsung terobati. Si yoga pun ekpresinya kembali ceria, padahal gajian masih lama.
Sampai lah kita ke Leuwi Jurig tersebut. Aih, ternyata bener, indah.
Walaupun saat itu airnya tak terlalu jernih (karena mungkin habis
hujan), tapi kita tak kecewa.
Kalau digambarkan yah (maaf ini kalau penggambarannya kurang
maksimal), Leuwi jurig itu bak kolam renang alami. Yang makin bikin
keren, dindingnya terbuat dari batu alami yang tinggi tinggi. Dan satu
lagi, saat itu ngga ada orang lain yang dateng. Kita berasa punya kolam
pribadi.
Ada peribahasa, air beriak, tanda tak dalam. Nah di leuwi jurig ini airnya diem, Pak. Berarti apa? Berarti dalam.
Hati hati aja untuk yang ga bisa atau baru belajar renang. Konon kata
warga setempat, dalemnya nyampe 5 meter. Kan ngeri. Saran kami, bawa ban
atau pelampung sendiri. Karena seriusan, disini ga ada yg nyewain. Boro
boro sewa ban, tiket masuk aja ga pake.
Tapi untuk yg hobi renang, ini bak surga tersembunyi. Naik batu, loncat
lagi. Naik batu, loncat lagi. Naik lagi, si yoga kelelep.
Itu yang kita lakuin berkali kali. Kayak anak kecil, memang. Tapi kita harus jadi anak kecil untuk menikmati hal hal seperti ini.
Seru, aslinya. Tapi tetap ya, keselamatan yang utama. Apalagi di alam liar seperti ini. Tetap waspada, terutama jaga perilaku dan kata kata.





0 comments:
Post a Comment