Setelah puas berenang dan jumpalitan di Leuwi Jurig, kami pun sepakat untuk langsung bergegas ke destinasi selanjutnya, Leuwi Tonjong.
Kenapa dinamakan Leuwi Tonjong, jujur, sampe sekarang saya pun tak
terlalu mengerti. Nanti saya searching lagi deh. Tonjong itu apa ya?
Untuk rute, dari kecamatan Bungbulang (tempat dimana Leuwi Jurig
berada) kita langsung melesat ke daerah
Kecamatan Sukahurip. Kalau
menurut komentar komentar di instagram, konon view di leuwitonjong ini
hampir mirip dengan Halongbay yang ada di Vietnam. Aih, sedaap. Kita
makin penasaran.
Awalnya dijalan kita hepi-hepi, saling ledek, saling lempar gurauan.
Tapi lama lama, muncul pertanyaan dalam benak masing-masing:
“INI KOK GA NYAMPE NYAMPE YAA?”
Seriusan, lumayan juga perjalanan ke kecamatan Sukahurip ini. Tiap bertanya ke penduduk, jawabannya selalu,
“Oh, ka Leuwitonjong, duh eta mah tebih keneh, A.” — (Leuwi Tonjong mah masih jauh, A)
Kirain GPS menunjukan hal yang salah, ternyata bener, jauh juga. Untung jalan yg kita lewati, kiri kanannya terhampar pegunungan, kebun teh dan hutan yang sungguh bikin adem jiwa dan raga.
Sesampainya di Kecamatan Sukahurip, kita pun bertanya kembali.
Ternyata untuk ke Leuwitonjong, mobil tak bisa masuk. Terpaksa, kita
parkir di salah satu Kantor desa setempat. Kirain udah dekat, ternyata
kita harus naik lagi kendaraan roda dua alias motor sekitar 20menitan.
Akses jalannya ngeri ngeri sedap. Berbatu, dan waktu itu, kita harus
melewati jalan setapak yang pinggirnya tanah longsor. Kata akang2
pengemudi motor, longsor ini ternyadi nya baru-baru. Mau tak foto, takut
hapenya nyemplung. Tapi moment itu, membekas dalam hati sanubari kami.
*tsah..
Sampailah kita di pintu gerbang wisata Leuwi Tonjong. Pintu masuknya
dikelilingi hutan bambu dan banyaknya pohon pohon besar. Seriusan, masih
asri banget. beberapa kali kita lihat bangsa kera dan monyet loncat
dari pohon satu ke pohon yang lain.
Kirain udah nyampe, ternyata tidak, Pak. kita harus menuruni lembah
yang cukup curam juga. Alhamdulillahnya, udah dibuatkan berundak undak
seperti tangga oleh warga setempat.
Pas nyampe, kita cuma bisa melongo.
“Dan daripada uang, teman yang asik adalah rezeki yang amat baik.”







0 comments:
Post a Comment