Maraknya berita tentang Arya, bocah 10 tahun asal Karawang yg memiliki berat 180 kg itu membuat saya tergerak untuk membuat tulisan ini. Arya seakan membuka kenangan tentang saya, 5 atau 6 tahun lalu.
"Wih, badannya makin subur aja nih, udah makmur ya sekarang mah." Celetuk seorang teman kalau sedang reunian.
Pujian pujian seperti itu sering saya dengar. Saat jaman kuliah dan di awal awal pernikahan. Padahal mau makmur gimana, buat ngelegalisir ijazah ke kampus aja uangnya masih minta.
Tapi apakah benar, badan subur dan perut buncit itu tanda kemakmuran?
Apakah yang badannya ramping tanda hidupnya penuh dengan kepusingan dan banyak masalah?
Mari kita ngobrol sejenak, Kawan. :)
Dalam sebuah cerita, dikisahkan Umar bin Khattab ra. sedang berjalan jalan keliling negaranya. Di sebuah persimpangan, beliau bertemu dengan orang yang badannya besar dan buncit perutnya.
Umarpun bertanya, "Hai, kenapa perut mu bisa bisa besar seperti itu?"
Dengan penuh percaya diri, orang tersebut menjawab, "Ini karunia dari Allah."
"Itu bukan karunia, tapi itu azab dari Allah." Seru Sayyidina Umar.
Umar pun menambahkan, "Hai sekalian manusia. Hindari perut besar karena itu membuat kalian malas mengerjakan sholat, merusak organ tubuh dan bahkan menimbulkan banyak penyakit. Makanlah secukupnya agar kalian selalu semangat menunaikan sholat, jauh dari sifat boros dan lebih giat beribadah kepada Allah."
Wallahualam bisshawab.
Tulisan ini adalah pengingat untuk diri saya sendiri. Saya pernah gemuk. Dan saya tahu bagaimana rasanya.
Semoga kita semua sehat wal afiat.
Subang, 24 Juli 2016

0 comments:
Post a Comment