Monday, 25 July 2016

1 Pelajaran Penting Dari Puasa


Bulan puasa memang telah berlalu. Tapi aromanya, masih terasa hingga sekarang, semoga kita bisa dipertemukan dengan ramadan ramadan selanjutnya.

Usia saya sekarang kurang lebih 28 tahun. Berarti, bila mulai berpuasa pada umur 8 tahun, telah 20 Ramadan saya jalani.

Lama juga.

Tapi sepertinya baru tahun ini, saya benar benar bisa meresapi makna puasa. Mulai bisa menikmati dan mensyukuri rasa lapar yang sekilas menyiksa, padahal menyimpan beribu manfaat tak terasa, baik untuk raga ataupun jiwa.

1 hal penting yang saya pelajari dari puasa adalah:
Puasa mengajarkan kejujuran. Puasa adalah ibadah rahasia (kecuali kalau kalian pamer dengan update status di medsos). Selain Allah dan yg melakukannya, tak ada yg tau kita puasa atau tidak. Saat bewudhu, bisa saja kita  melakukan korupsi dengan meneguk air sedikit demi sedikit. Toh orang lain tak akan tau.

Selain itu, Kita juga bisa melakukan satu tindakan gerilya, dengan masuk ke kamar, kunci pintu, lalu menikmati nastar dan menenggak sirup sepuasnya. Niscaya orang lain tak akan tau. Ketika keluar rumah, kita tetap suci (dimata manusia) sebagai orang yg berpuasa. Jangan lupa, abisnya cuci muka dulu, Bray. Takutnya ada remah remah nastar nempel di pipi. :D

Perihal kejujuran ini, ada kisah menarik yang bisa kita jadikan sebagai pelajaran. Pada suatu hari, tersebutlah Umar Bin Khattab ra. sedang berkeliling negerinya. Kalau istilah sekarang, namanya blusukan. Di sebuah ladang, beliau bertemu dengan seorang penggembala yg sedang menunggu kambingnya yang sangat banyak.

"Wahai penggembala, mau kah kau jual 2 atau 3 saja domba mu itu padaku?" Kata Umar. Sepertinya pengembala itu tak tau kalau yang dihadapannya adalah Amirul Mukminin. Seorang presiden di negerinya. Zaman dulu belum ada media bray, jadi publikasi masih belum masif seperti sekarang.

"Waduh, tidak Tuan. Kambing kambing ini bukan milik saya. Ini milik majikanku." Jawab si pengembala.

Umar ra. Pun mengujinya, sambil tersenyum beliau berkata, "Tenaang saja, kambing tuanmu ini sangat banyak, kalau hilang 1 atau 2, pasti dia tak akan tahu."

Dengan penuh keyakinan penggembala itu pun menjawab, "Sekali lagi maaf tuan, majikan saya memang tak tahu, tapi saya adalah hamba dari tuhan yang maha tahu, yang senantiasa mengawasi saya siang dan malam."

Mendengar kejujurannya yg luar biasa, tubuh Umar ra. bergetar. Sambil bercucuran air mata, umar langsung memeluk penggembala itu dengan eratnya.

Semoga kita dianugrahi jiwa, keturunan dan pemimpin pemimpin yang jujur. Yang jangankan untuk korupsi, untuk minum air saat wudhu saja mereka sudah takut.

Aamiiinn. :)

--Subang, 25 Juli 2016. Ditulis di kantor, saat yang lain udah pada pulang. Oh iya, nulisnya pakai aplikasi simplenote biar kalian tahu.
Share:

0 comments:

Post a Comment