Thursday, 28 April 2016

Creed


Dulu, saya tak terlalu menyukai tinju. Ketika duduk di bangku SD, demi menonton acara kartun favorit, pernah saya dengan seenaknya memindahkan chanel tv, padahal saat itu bapak sedang fokus menonton tinju. Beruntunglah saya, Bapak orangnya sabar, jadi walaupun geram, beliau tak mempraktikan gerakan gerakan tinju ke anaknya.

Tapi semuanya berubah, setelah menonton film dokumenter tentang perjalanan hidup Mohammad Ali, Saya jadi menyukai, bahkan mengagumi olahraga yang ternyata tak cuma mengandalkan otot ini.

Tinju adalah seni.

Sama seperti menari, dalam tinju juga ada irama yang mengagumkan ketika seorang petarung dengan cerdas harus menentukan kapan harus bertahan, kapan harus menghindar dan kapan harus melesakan pukulan pukulan andalan.

Tadi malam, kembali saya menikmati suguhan apik dari perfilman Hollywood. Judulnya, Creed

 Film yang bintang utamanya aktor kawakan Silvester Stalone ini, berkisah tentang seorang pemuda yang ingin menjadikan tinju sebagai jalan hidupnya. Awal keseriusannya Adonis Creed, terlihat ketika dengan berani dia memutuskan untuk berhenti dari pekerjaan mapan yang selama ini membiaya hidupnya. Sebagai seorang karyawan, saya merasakan kegamangan yang dia rasakan ketika harus keluar dari pekerjaan, demi sebuah impian yang kalau kata orang tua bilang, masih belum jelas juntrungannya.

Tapi totalitas Adonis berbuah manis. Takdir mempertemukannya dengan petinju legendaris, Rocky Balboa. Awalnya Rocky tak mau melatihnya, tapi ketika mengetahui kalau dia adalah putra dari Appolo Creed (petinju besar yang juga sobat sekaligus rival terberat Rocky Balboa), Rocky pun berubah pikiran.

Banyak hal menggelitik di film ini. seperti kegilaan yang dilakukan Rocky saat melatih Adonis. Alih alih memberikan strategi strategi jitu dalam bertinju, latihan pertama yang Rocky berikan adalah nguber nguber ayam. Si Adonis sempat meremehkan. Tapi tak seperti yang dibayangkan, ternyata dia malah ngos ngosan dikerjain ayam.

Dari awal, film ini memang cukup menggebu sekaligus lucu. di pertengahan, entah kenapa, seperti terasa ngambang dan terlalu banyak ngobrol. Tapi hal itu kembali sirna, karena ketegangan kembali muncul ketika Rocky Balboa terkapar di ring saat sedang melatih Donny. Usut punya usut, ternyata Rocky menderita kanker dan harus menjalani kemoterapi rutin.

Konflik pun terus bergulir, sampai tibalah akhirnya Donny ditantang oleh seorang petinju tangguh yang sekelas dengannya bernama (aduh lupa).

Ketika bertarung dengan petinju yang Aduhsayalupanamanya itu, Ada satu adegan yang sungguh sangat menginspirasi. Donny hampir putus asa, gempuran gempuran dari lawannya itu sungguh bertenaga dan Donny kesulitan membaca arah serangan serangannya.

Tiap turun minum, Donny selalu mengeluh pada Rocky dengan berbagai alasan seperti,

"Tangannya panjang.."

"Dia sangat cepat!"

Dan keluhan keluhan lain yang membuat semangat juang jadi hancur lebur. Tapi kemudian Rocky menyadarkannya. Dengan sangat yakin, Rocky Balboa berujar,

"Hei, ini adalah tentang kau melawan dirimu!"

Benar benar adegan yang awesome sekali, Pemirsa. Kata kata Rocky Balboa ini sangat membekas di ingatan saya, hingga hari ini. Kadang, ketika kita menghadapi kesulitan dalam hidup ataupun pekerjaan, daripada instrospeksi diri dan mencari solusi, kita malah lebih sering menyalahkan keadaan atau bahkan dengan semena-mena menyalahkan orang lain. Padahal, dibalik semua itu, yang menentukan gagal atau berhasil, maju atau mundur, terpuruk atau bangkit adalah diri kita sendiri.

Napoleon, ketika berada di pengasingannya di pulau St. Helene, pernah berkata, “Hanya aku sendiri, bukan orang lain, yang paling bertanggung jawab atas kekalahanku. Musuh terbesarku adalah diriku sendiri.”

Semoga kita semua tak salah mengartikan kata Napoleon tersebut. Mungkin maksudnya, kita bukan harus memusuhi diri sendiri, justru kita harus mensyukurinya. Yang harus dimusuhi adalah, pikiran pikiran negatif yang kerap muncul ketika sedang melakukan pembaikan diri.

Itu.

-Ditulis di Rumah saat mata tak bisa pejam padahal sudah jam 1 malam. Di-upload di kantor karena ada wifi.

Gambar bukan punya saya, semoga yang punya ridho dan mendapat pahala.
Share:

1 comment:

  1. Nyiar-nyiar asup deui ka Idonesia Matters yeuh Blog teh, keren Kang lanjutkan!

    ReplyDelete