Untuk yang senang dengan tinju, mungkin southpaw adalah film yang wajib kamu tonton. Film ini berkisah tentang seorang petinju kelas berat ringan yang bernama Billy Hope (diperankan sangat apik oleh Jake Gyllenhaal) yang ketangguhannya di ring tinju sulit ditaklukan oleh petinju lain.
Billy memang jago, tapi dia memiliki kekurangan,
pertahanannya yang keropos, sehingga walaupun mendapatkan kemenangan, luka
setelah tinju (terutama bagian muka) yang diderita oleh Billy cukup
mengenaskan. Selain itu Billy Hope juga dikenal sebagai petinju yang arogan dan
tempramental. Hal inilah yang dikhawatirkan oleh keluarga Billy terutama oleh
istrinya Maureen Hope (diperankan dengan sangat memukau oleh Rachel McAdams).
Kehidupan glamour Billy Hope tiba tiba berubah 180 derajat
setelah istri kesayangannya tertembak di sebuah acara amal.Saat itu Billy
mendapat intimidasi dari petinju saingannya, Miguel Escobar. Billy terpancing,
terjadilah baku hantam. Tak dinyana ternyata ada yang membawa pistol. Disitulah
istri Billy tertembak dan tewas.
Dan setelah kepergian istrinya, Billy ambruk secara fisik
dan mental, bahkan secara finansial. Karena saat melawan Turay, emosi Billy
belum stabil, dengan serampangan dia menyundul wasit. Wasit itu terkapar,
berdarah dan tak sadarkan diri. Billy di denda dengan nilai yang tak sedikit.
Sehingga asetnya yang selama ini dia kumpulkan (seperti rumah mewah dan mobil
mahalnya disita). Teman teman,kru bahkan pelatih tinjunya pun mulai
meninggalkan Billy. Disinilah saya belajar,teman sejati itu bisa kita lihat
saat kita terpuruk. Dari sekian banyak teman, hanya si rambut jabrik (saya lupa
namanya) yang setia menemani Billy.
Dari situ, adegan adegan mengharukan datang silih berganti
(istri saya sampai menangis. Saya juga sih, tapi dikit. Biasa jaim) Selain
kehilangan rumah, mobil mewah dan barang barang berharganya, Billy juga harus
kehilangan hak asuh putri kesayangannya. Sebagai seorang ayah, yang juga
memiliki anak perempuan, saya benar benar bisa merasakan apa yang dirasakan
Billy Hope. Bahkan lebih parah lagi, ketika sang anak tak mau menemui Billy
saat dijenguk di panti asuhan. Itu jelas sangat menyakitkan, Jendral!
Batin Billy Hope porak poranda. Dia pun gelap mata dan
memutuskan untuk bunuh diri.
Tapi setelah mendapat pencerahan, Billy berusaha bangkit
kembali. Dia terus mengumpulkan serpihan serpihan semangatnya yang selama ini
tercecer. Dia pungut satu persatu dengan cara bergabung di Sasana Tinju kelas gurem
milik seorang pelatih bernama Tick Wills.
Disana dia tak langsung berlatih tinju. Tick Wills malah
menyuruh Billy untuk bekerja sebagai tukang bersih bersih sasana bahkan sampai
ke toiletnya segala. Bisa kebayang gimana geramnya perasaan Billy saat itu,
dari seorang petinju kelas dunia jadi tukang bersih bersih toilet.
Tapi disitulah mental Billy Hope terasah. Jiwanya semakin
tenang dan jadi tidak arogan lagi. Melihat itu, Tick Wills pun mulai melatih
Billy teknik teknik tinju, terutama cara menghindar dari pukulan lawan. Tick
Wills berkata, “Tinju itu seperti catur, tak hanya mengandalkan kekuatan fisik,
tapi juga masalah otak.” Kata dia sambil menunjukan kepalanya. Dan itu keren
banget, Bro!
Dari situlah Billy pun mulai bangkit lagi karier tinjunya
apalagi setelah berhasil mengalahkan rival terbesarnya, Miguel Escobar.
Banyak pesan moral yang bagus yang saya serap dari film ini.
Terutama tentang perjuangan mempertahankan keutuhan keluarga, bangkit dari
keterpurukan dan yang paling keren adalah ketika seorang Billy Hope
belajar mengendalikan emosinya. Dengan emosi mungkin kita akan lebih berkobar
kobar dalam sebuah pertarungan,tapi karena emosi pula, akal sehat akan
terkungkung dan itu jelas akan membuat seorang petarung kehilangan strategi dan
mudah untuk ditumbangkan.
Kalau teman teman gimana, film apa yang terakhir kalian tonton?



0 comments:
Post a Comment