Thursday, 14 June 2018

Apa itu Qana’ah?



Dibukunya yang berjudul Tasawuf Modern, Buya Hamka berkata kalau sifat Qanaah itu tergambar dari diri yang selalu kenyang dengan apa yang ada, tidak terlalu loba dan pencemburu, bukan orang yang meminta lebih terus terusan. Karena kalau meminta tambah, tandanya masih miskin.

Buya menambahkan, “Barangsiapa yang telah memperoleh rezeki, dan rezeki itu cukup untuk dimakan sesuap pagi dan sesuap petang, hendaklah tenangkan hati, jangan merasa ragu dan sepi.”

Kita harus mampu membedakan antara sifat qanaah dan sifat malas. Menurut Buya, Setiap manusia harus mencari nafkah untuk diri dan keluarganya. Bekerjalah, karena manusia dikirim ke dunia untuk bekerja, tetapi tenangkan hati, karena dalam pekerjaan itu ada kalah dan ada menang.
“Tuan bekerja itu bukan lantaran memandang harta,” Kata Buya, “Tapi karena orang hidup itu tak boleh mengganggur.”

Ada satu riwayat yang patut kita renungkan. Rasulullah SAW, pada suatu hari didatangi oleh Malaikat Jibril yang hendak menyampaikan pertanyaan dari Allah Ta’ala.

Jibril bertanya, “Wahai rasul, manakah yang lebih engkau suka, menjadi nabi yang kaya raya sebagaimana Sulaiman, atau menjadi nabi yang miskin sebagaimana Nabi Ayyub.

Dengan tenang dan penuh keyakinan Rasulullah menjawab, bahwa beliau lebih suka makan sehari dan lapar sehari.

Jibril penasaran, “Mengapa begitu?”

Rasulullah menjawab, “Di waktu kenyang saya bersyukur kepada Allah, dan disaat lapar saya akan meminta ampun kepada-Nya.”

Subhanallah.

Sekian ulasan pendek ini. Tulisan diatas, tak lain dan tak bukan adalah untuk menasehati diri saya sendiri. #salim

Subang, 14 Juni 2018
Share:

0 comments:

Post a Comment