Wednesday, 14 March 2018

Memahami Ungkapan 'Berani Mati'


Pada suatu hari, Jalaludin Rumi, berkata pada anaknya, "Wahai anakku, bila ada orang yang bertanya kepadamu bagaimana tarekatmu? jawab saja, tarekatku adalah sedikit makan dan tarekatku adalah ‘mati’ – dalam sinar Ilahi –  sebelum mati.”

Perihal 'sedikit makan', saya langsung dapat memahaminya. Tapi tentang yang dimaksud oleh Rumi; 'mati sebelum mati', jujur.. saya sedikit mengernyitkan dahi.

Alhamdulillah, Allah mengarahkan saya ke satu buku berjudul Compassionate Samurai yang ditulis oleh seorang penulis asal Amerika Serikat, Brian Klemmer.



Bab 9 (yang berjudul KEBERANIAN) dari buku ini adalah bagian yg paling membuat saya tertegun sekaligus terkagum kagum.

Nah, hubungannya dengan tarekat Rumi adalah; di Bab 9 ini, tepatnya di hal.190, Brian Klemmer menulis, "Salah satu alasan mengapa seorang Samurai tampil begitu berani adalah karena mereka menjalani kehidupan, seolah olah mereka sudah meninggal."

Ngeri ya.

"Ini bukanlah suatu pandangan suram," Klemmer melanjutkan, "Pikiran seolah olah sudah meninggal ini akan menjadikan seseorang tanpa beban. Tidak takut akan kekalahan sehingga mereka akan bermain secara total dan habis habisan."

"Apabila Anda memulai suatu usaha," Klemmer memberikan gambaran, "dan Anda tidak takut kehilangan dan kegagalan, maka Anda akan all out bahkan mempertaruhkan segalanya."

"Cara berpikir seperti ini membebaskan Anda untuk bermain dengan kekuatan penuh dalam menjalani kehidupan."

Saya jadi terngiang kata kata Steve Jobs waktu beliau masih hidup, “Hampir semua harapan, kebanggaan, rasa takut, malu, atau kegagalan tidak ada apa apanya ketika menghadapi kematian."


"Mengingat bahwa kita semua akan mati adalah cara terbaik untuk menghindari jebakan berpikir yang selalu tertuju pada kegagalan. Kamu sudah telanjang, tidak ada alasan untuk menyerah. Cukup ikuti kata hatimu."

Mantep ya.

Dan akhirnya, tarekat Rumi, kutipan Brian Klemmer dan apa yang disampaikan oleh Steve Jobs mengerucut dan membawa saya menuju insan paling mulia, Nabi Muhammad SAW.

Rasulullah bersabda; khairul mau'izhati mautun. Nasehat terbaik, menurut Rasulullah adalah ingat mati. Kematian itu sangat dekat.

Dari sini saya belajar, Mengingat mati tak hanya membuat kita berbuat baik dan menjauhi perbuatan munkar, tapi juga mampu menumbuhkan keberanian untuk berjuang dan tak mudah gamang dalam mengarungi kehidupan.

Aah, Terima kasih Rumi, terima kasih Brian Klemmer, terima kasih Steve Jobs.

Dan shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada Nabi junjungan saya, Muhammad SAW.
----

Subang, 14 Maret 2018.

Ditulis tengah malam, pakai hape Asus Zenfone 2. Ditemani segelas kopi gayo, buku, stabilo hijau, gitar dan juga powerbank.

Sumber:
- Islamindonesia.id
- Compassionate Samurai oleh Brian Klemmer.

Gambar pinjam dari:
- pinterest.com
Share:

0 comments:

Post a Comment