Monday, 10 January 2022

Selamat Datang, Shafa..


Hari itu, ayah masih ingat, ayah baru saja selesai santap sahur sama Bunda mu, nak. Tak seperti biasanya, ibu mu yang selalu ceria, tiba-tiba mendadak murung dan sedikit-sedikit meringis.

"Perut Nda mules, Yah. Banget." begitu katanya.

Aih, jangan-jangan iya, sebentar lagi kamu mau lahir, Nak. karena penasaran, paginya, kita langsung pergi ke tempat praktek bidan Iir yang di Palabuan.

Setelah diperiksa, ternyata iya, ibu mu sudah mencapai bukaan 2 katanya. Apa itu bukaan? ayah juga kurang mengerti nak, cuma bidan yang tahu. tapi yang pasti, kalau sudah sampai bukan 10, berarti kamu sudah benar-benar siap lahir.

Karena masih bukaan 2, kami disuruh pulang dulu. "Nanti kesini lagi saja siang, soalnya masih lama, Bu." kata petugas klinik berkerudung itu, sambil tersenyum manis. Jujur, saat itu Ayah tak bisa membalas senyuman calon bidan tersebut, karena selain tegang, Ayah juga takut dimarahi Bunda mu, Nak.

Singkat cerita, siangnya Ayah dan Bunda, beserta nenek mu dan sanak saudara yang lain kembali lagi ke bidan. Alhamdulillah, sudah bukaan 6 katanya. Bunda mu langsung disuruh stay di klinik. mules mulesnya pun mulai sering. Ayah ga bohong nak, saat itu, ayah sungguh tak tega melihat Bunda mu yang terus meringis.

Setelah sekian lama menunggu, akhirnya partus atau proses lahiran bisa dilakukan.

Sebentar lagi kamu akan melihat dunia, Nak. jangan kaget ya, tak semua orang di dunia ini baik. Tapi kamu harus tetap berbuat baik, karena di dunia ini, hukum tabur tuai sangat berlaku. Apa yang kamu tabur, itu yang akan kamu tuai. :) kalau kata orang Sunda mah, "Melak cabe, jadi cabe. Melak bonteng jadi, bonteng. Melak hade jadi hade, melak goreng jadi goreng."

Dari jam 9, bidan terus memberi semangat kepada Bundamu. Ayah dimana? tenang, Ayah ada, Nak. walau tegang, karena kamu anak pertama, Ayah tetap standby disamping Bunda mu.

Karena mulesnya yang datang tak menentu, (kadang mulesss, kadang ngga) Bidan menyarankan agar Bundamu melakukan senam khusus sebelum persalinan.

Astaga, setelah itu, Bunda mu langsung mules hebat. Saat itu ayah campur aduk, antara senang dan tegang stadium akhir.

Ini beneran, saat Bundamu ngeden, ayah ikut ngeden. tadinya mau ngasih semangat, malah yang diluar pada komentar, "ini siapa yang lahiran, ibunya atau bapaknya?". komentar-komentar seperti itu, tak ayah pedulikan,. Yang penting kamu keluar dengan selamat sentosa.

Akhirnya, tepat jam 2 siang, kamu lahir. kamu hadir di Dunia. Ayo, nangis. menangislah yang keras. :')

Tapi setelah itu, belajarlah tersenyum. Biasakan. Mudah ko. :)

Ini adalah latepost se-telat-telatnya. Kisah ketika anak pertama saya lahir, 2013.

Share:

0 comments:

Post a Comment