Manfaat terbesar yang saya rasakan setelah berkenalan dengan Twitter adalah ternyata jejaring sosial berlambang burung biru ini bisa menghemat biaya. iya, bikin irit.
Walaupun belum buat
saya kaya raya, Twitter mampu mengerem pengeluaran saya dalam pencarian ilmu.
Dulu kalau ingin mendapatkan ilmu dari para pakar, kita
harus mengikuti seminar-seminar atau kuliah-kuliah mereka. Kalian tahu sendiri,
seminar itu mayoritas berbayar, karena ada pihak-pihak yang harus dibayar untuk
menyukseskannya.
Bukan, bukannya saya anti dengan seminar. Saya cukup senang mengikuti seminar atau kuliah. Ada hal-hal istimewa dari kuliah langsung yang tak didapatkan dari kuliah di Twitter.
Mungkin kelebihannya Kuliah di Twitter adalah selain hemat biaya, bisa menghemat waktu pembicara sama penyimaknya juga. Kan bisa dilakukan saat senggang. Tanpa harus ada persiapan yang harus matang-matang amat. :)
Mungkin kelebihannya Kuliah di Twitter adalah selain hemat biaya, bisa menghemat waktu pembicara sama penyimaknya juga. Kan bisa dilakukan saat senggang. Tanpa harus ada persiapan yang harus matang-matang amat. :)
Kultwit itu... Kuliah di Twitter.
Kultwit yang terakhir saya ikuti adalah dari Om Bob Sadino.
Siapa yang tak kenal dengan Om Bob. Kakek yang memiliki gelar begawan entrepreneur ini beberapa pekan terakhir
selalu rajin ngetwit melalui akunnya @b0bsadin0.
Twit-twitnya sangat berani, agak kasar, dan benar-benar to the point. Tiap ada yang nanya, pasti dijawab sangat sangat lugas oleh Om Bob.
Tapi jujur saja, saya menyukainya. :D
Alhamdulillah, kultwit Om Bob yang diberi tagar #MerekaBilangSayaGila ini berhasil saya rekap. Tujuannya apalagi kalau bukan untuk mengabadikannya. Agar bisa dibaca anak cucu saya nanti.
Semoga teman-teman juga bisa mendapatkan 'gizi' dari twit-twit Om Bob di bawah ini.
"1. Membaca mention dan DM dari anda semua, saya mengucapkan banyak terima kasih atas segala perhatiannya |
"2. Ada yang dengan khusyu' mendoakan agar saya diberi kesehatan dan panjang umur |
"3. Ada yang dengan serius meminta nasehat-nasehat bisnis sesuai yang saya alami |
"4. Ada yang mengeluh soal kesulitan hidup dan minta bantuan dana |
"5. Ada juga yang tanpa tedeng aling-aling minta bantuan untuk modal usaha |
"6.Apapun pesan yang disampaikan, aku mengucapkan terima kasih. Bagaimanapun, itu bentuk perhatian untuk aku |
"7. Secara umum, saya ingin merespon semua itu melalui kultweet ini |
"8. Saya bisa seperti yang anda lihat sekarang, adalah karena apa yang saya lakukan 40 tahun yang lalu |
"9. Ya, 40 tahun sudah menempa diri saya menjadi seperti sekarang |
"10. Saya memulainya dari diri sendiri. Tidak minta bantuan apapun dari siapapun, walau saya bisa melakukannya |
"11. Waktu aku jualan telur, jadi sopir taksi atau jadi kuli bangunan, ayah dan kakak kandungku tawarkan bantuan |
"12. Tegas, aku nyatakan pada mereka. Kalau mau menolong saya, tinggalkan saya seperti ini |
"13. Aku pun tidak perlu menjual kesulitan hidupku untuk mengeruk dana besar |
"14. Zaman aku dulu, belum ada motivator yang kemana-mana jualan motivasi |
"15. Contoh pengusaha sukses di zaman itu juga nyaris belum ada. Apalagi media terbatas |
"16. Jadi, pilihannya adalah aku harus menempa diri sendiri. Tak menunggu dimotivasi orang lain |
"17. Maaf ya. Dunia sekarang melahirkan anak-anak muda yang cengeng. Kurang sedikit, minta-minta ke sana ke mari |
"18. Pesan saya buat anak-anak muda. Didik dirimu jadi manusia tegar, tahan banting dan ikhlas menerima cobaan hidup |
"19. Coba cek sekeliling anda. Masih adakah orang-orang yang seumur denganku (usiaku 80 tahun) dan masih hidup? |
"20. Apa yang mereka lakukan sekarang? Bisakah mereka hidup mandiri saat ini? |
"21. Coba tanya pada mereka, apa yang sudah mereka lakukan saat usia mudanya ?
"22. Hai anak-anak muda. Lupakan pihak lain yang berjanji membantu. Tempalah dirimu mengarungi hidupmu sendiri |
"23. Lepaskan ketergantunganmu pada pihak lain. Kalian semua berkesempatan membuat sejarah dalam hidup masing-masing |
"24. Jangan tunggu besok, karena mungkin sudah terlambat. Mulai lah membuat sejarah untuk warisan generasi mendatang |
Di akhir kultwitnya, Om Bob Sadino pun berkesimpulan kalau....
Jadi begitulah kawan. Sukses atau tidaknya seseorang, bergantung dari seberapa kuat dia menempuh perjalanan.
Jadilah seperti anak kecil yang kalau jatuh, menangis sebentar, bangkit lagi.
Jatuh, bangkit lagi.
Jatuh, bangkit lagi.
Jatuh, bangkit lagi.
Begitu seterusnya, sampai Allah mengatakan, "Perjalanmu cukup sampai sini. Saatnya istirahat."
- Ditulis oleh Deden Hanafi. Tubagus Ismail, 3 Mei 2013 -


Jleb!
ReplyDeleteuntung saya udah tua hihi
ReplyDeleteJatuh, bangkit lagi. :)
ReplyDeleteWah, Om Bob emang enterpreneur favorit saya! "Sukses adalah akibat dari perjalanan" (:
ReplyDelete