Sunday, 29 April 2018

Hukum Kebalikan


Di bukunya yang berjudul Sebuah seni untuk bersikap bodo amat, Mark Manson berkata;

1. Semakin mati-matian Anda berusaha ingin kaya, Anda akan merasa semakin miskin dan tidak berharga, terlepas dari seberapa besar Penghasilan anda sesungguhnya.

2. Semakin mati-matian anda ingin tampil seksi dan diinginkan, anda akan memandang diri Anda semakin jelek, terlepas dari Seperti apa penampilan fisik Anda sesungguhnya.

3. Semakin mati-matian anda ingin bahagia dan dicintai, anda akan menjadi semakin kesepian karena merasa ketakutan, terlepas dari banyaknya orang yang berada di sekitar Anda.

4. Semakin Anda berusaha mendapatkan pencerahan spiritual, anda akan semakin merasa tertekan oleh diri anda sendiri dan menjadi semakin dangkal untuk mendapat mencapainya.

Inilah apa yang dulu pernah disebut oleh filsuf Alan Watts sebagai "hukum kebalikan".

Mark Manson menambahkan; "menginginkan pengalaman positif adalah sebuah pengalaman negatif, menerima pengalaman negatif adalah sebuah pengalaman positif."

Saya sempat termenung lama memikirkan kata-kata dari Mark Manson ini. Belum selesai saya mengernyitkan dahi, tiba tiba Mark melempar lagi saya punya kepala dengan pertanyaan yang bertubi tubi:

"Pernah 'kan Anda memperhatikan bahwa kadang anda kurang mempedulikan sesuatu tapi anda justru mengerjakan hal itu dengan baik?"

"Pernah 'kan memperhatikan bagaimana seringkali seseorang yang hanya iseng melakukan sesuatu tapi malah sukses?"

"Sekali lagi," Kata Mark, "Pernah 'kan memperhatikan Bagaimana kadang Ketika anda terlalu fokus pada sesuatu, semuanya justru berantakan?" :)

Dindin, teman saya, ketika saya bombardir dengan pertanyaan pertanyaan dari Mark Manson ini langsung menjawab, "Stop. Cukup, Den." 

Dindin malah balik nanya, "Dimana kamu beli buku itu, saya mau lah. Pertanyaan pertanyaan si Mark Manson ini sering kejadian di keseharian saya."

FYI, Dindin adalah seorang tenaga marketing salah satu bank syariah. Sejauh yang saya tahu, dia itu jujur, gigih dan pantang menyerah dalam mencari nasabah .

Memprospek nasabah, mengedukasi nasabah, dan menerangkan tentang perbankan Syariah adalah pekerjaan Dindin sehari hari. 

Sesuka dan secinta apapun pada profesi, ketika itu telah menjadi rutinitas, kadang membuat Dindin malas dan berat juga. 

"Saya juga manusia atuh, Den. Apalagi pekerjaan ini menghadapi berbagai karakter orang, ada yang baik, yang sombong, yang pemalu, yang pemarah, yang karakternya tertutup dan masih banyak lagi." Kata Dindin.

"Bertemu dan mengedukasi orang memang tugas dan profesi saya," Tambah Dindin, "Tapi jujur saja, walaupun telah menjadi marketing kurang lebih 7 tahun, perasaan takut ditolak, gak pede, takut dimarahi, takut diusir, masih sering saya rasakan. Apalagi kalau berhadapan dengan calon nasabah yang memiliki jabatan tinggi di pemerintahan ataupun pengusaha senior di kota ini yang notabene, pasti telah mendapatkan fasilitas yang bonafit dari bank lain." Kata Dindin, panjang lebar. 

"Untunglah saya pernah punya atasan yang cerdas secara emosional. Saya masih ingat yang dia katakan, begini katanya; 

1. Ketika akan mencari nasabah, jangan dengan niatan mencari nasabah.

2. Ketika berangkat kerja, jangan diniatkan untuk mencari uang, tapi niatnya adalah untuk membantu dan melayani. 

3. Ketika akan menawari calon nasabah, pasti kamu berpikir, "Bagaimana kalau saya ditolak?"

4. Ketika pikiran itu muncul, buru buru kamu ubah dengan pikiran, "Bagaimana kalau orang itu membutuhkan produk saya?"

"Bukankah yang atasan saya ajarkan ini hukum kebalikan juga, Den?"

Saya berkaca-kaca mendengar kisah Dindin ini. Sungguh, andai saja Dindin perempuan, ingin saya memeluknya saat itu juga. 

"Bener Diiiin, beneer. Sepakat!" Kata saya sambil nyengir. :)

"Dan perihal takut akan penolakan itu, Mark Manson juga berkata, "Banyak dari kita yang diajarkan untuk takut akan kegagalan, akan penolakan dan takut mendengar seseorang menampik permohonannya. Mereka lebih nyaman berdiam diri dalam keyakinan yang menyakitkan daripada benar benar menguji keyakinan tersebut dan menemukan jawaban yang paling tepat."

Dari sini saya belajar, ketika kita terlalu fokus pada pencapaian pencapaian diri sendiri, kekecewaan tinggal menunggu waktu saja. Tapi ketika kita balik fokus kita yaitu tujuannya untuk membantu dan melayani, pencapaian untuk diri sendiri akan menjadi bonusnya.

Aah, jadi inget kata Master Oogway, "The more you take, the less you have." Oogway mengingatkan kita untuk hati hati dengan sikap serakah dan terlalu mementingkan diri sendiri.

Tuh kan, hukum kebalikan lagi. :')

----

Ditulis di Subang, pagi pagi, sebelum olahraga. 

Photo by  
- Joanna Kosinska on Unsplash
- pouria.m.oqaz on Instagram
Share:

1 comment:

  1. Setuju banget, saya juga jd bertanya-tanya. Dan itu juga pernah saya alami tanpa saya sadari

    ReplyDelete