"Benar yang sejati adalah yang kita cari bersama sama dan cari selama hidup. Hanya mencari. Ketemunya ya, moga-moga." Kurang lebih seperti itu kata Mbah Nun.
Kemudian beliau menambahkan, "Allah juga tidak menagih kita untuk menemukan. Pokoknya kita terus mencari, dan terus begitu, itu menurutku sudah benar."
"Kita ambil contoh menanam padi. Bisakah kamu memastikan padi yang kita tanam itu pasti panen? Wong kita hanya bisa menanam, lalu menyiram. Keluar buahnya atau tidak, siapa yang menentukan? Allah."
Mbah Nun merenung sejenak, lalu beliau berkata lagi, "Jadi.. Allah tak menuntut supaya kita membuahkan padi. Allah hanya menyuruh kita untuk menanam dan merawat terus menerus. Kan begitu? Tuhan tidak menuntut kita untuk sukses.
Yang dituntut-Nya adalah kita berjuang tanpa henti sampai titik darah penghabisan. Kita tidak disuruh panen. Kita disuruh menanam. Karena itu, jangan pernah berhenti menanam.
Rasulullah SAW mengatakan, "Wa'alaykum bilghiratsah; Teruslah bertanam." Seandainya besok pagi kiamat, tetaplah menanam. Jangan pernah putus asa, karena memang tujuannya bukan untuk panen.
---
Subang, 08 Januari 2018
Kisah ini disarikan dari buku "Hidup itu harus pintar ngegas & ngerem Karya Emha Ainun Nadjib."
Photo by CloudVisual on Unsplash

0 comments:
Post a Comment