Sunday, 29 October 2017

Sebenarnya Apa Yang Kita Butuhkan?


Keserakahan yang terjadi, sebenarnya adalah akibat karena kita “tidak hidup di hari ini.” Mayoritas kita, terbuai dengan pikiran dan bayang bayang akan masa depan.

Takut besok nggak makan. Takut jabatan dicopot. Takut biaya sekolah anak ngga kebayar, takut cicilan motor lewat bulan dan ketakutan ketakutan lainnya yang sebenarnya (kalau dipikir pikir) belum terjadi juga.

Tadi malam, saya kembali nonton film Titanic. Film yang dibuat dengan sangat apik ini, pertama kali saya tonton pas zaman SMP. Berarti sudah 16 tahun yang lalu.

Dan kini, ketika salah satu stasiun tv menayangkannya, saya tetap terpukau oleh alur ceritanya, oleh efek2nya, dan tentu saja oleh kecantikan Tante Kate Winslet-nya. :D
Tapi disini saya tak hendak bercerita tentang kecanggihan film yang katanya menghabiskan dana fantastis sebesar $286 juta ini. Saya akan bercerita mengenai suatu hal yg saya dapatkan dari film ini.

Saya tertegun saat si Jack dan s mbak rose lagi ikut jamuan makan malam para bangsawan d kapal tersebut. Sebagai kaum “berpenghasilan minim”, tentu moment tersebut adalah hal baru untuk si jack Dawson. Tak ayal, ketika sedang makan malam, jack bingung dgn segala tek tek bengek table manners-nya kaum bangsawan. Dia kikuk, melihat gelagat memalukan tersebut, ibu nya si Rose pun menyindir kehidupan si jack.

“Mr. Jack, bagaimana anda bisa hidup dengan segala ketidakpastian yang selalu melingkupi mu?”

Sempat terdiam dan agak terkejut dengan pertanyaan yg bernada sedikit melecehkan tersebut, Jack pun langsung bisa mengendalikan diri. Kemudian berujar,

“Yes Mam, mungkin aku hanya memiliki uang 10 dollar d saku ku. Tapi aku bisa hidup di hari ini. Perihal yang akan terjadi besok, itu lain urusan. Semua yang aku butuhkan selalu terpenuhi. Aku bisa pergi kemana saja. Dan paru paru ku pun, selalu terisi penuh oleh oksigen.”

Semua orang terdiam mendengar jawaban orang pinggiran yg naik titanic karena menang lotre tersebut.

Nun jauh di Indonesia sana. Tepatnya di daerah Jawa Barat, atau lebih tepatnya lagi di wilayah Kabupaten Subang, saya ikut ikutan tertegun mendengar kata kata Si Jack tersebut.
Share:

0 comments:

Post a Comment