Bapak pernah bilang, “Sing saha jalma nu apal diri na, maka bisa kenal ka Gusti na.” Itu dalam bahasa Sunda kawan, mungkin kalau di Indonesia kan, kurang lebih artinya Siapa yang kenal diri nya, maka dia bisa mengenal tuhannya.
Pepatah ini sampai
sekarang terus saya renungi.
Kemarin, saat lagi di
Bandung, saya menyempatkan ke toko buku Toga Mas yang ada di Jl.
Supratman. Menurut saya, tak ada destinasi terbaik di Bandung selain
toko buku. Mungkin ini terlalu naif, tapi dulu, saat pertama kali
memasuki dunia kerja, selain keluarga, bukulah yang membuat saya
semangat . Pikir saya kala itu, saya harus giat bekerja, biar bisa
dapat uang, karena saya yakin, pemilik toko tak akan mau bukunya
ditukar dengan kacang tanah.
Sebenarnya buku ini
bukan pyur karya Mbah Nun. Di awal buku beliau menulis:
“Ini adalah buku
karya orang maiyah. Orisinal. Saya hanya berposisi sebagai semacam
polisi lalu lintas untuk menata laju kendaraan cintan dan ilmu orang
orang Maiyah. Tidak ada satu huruf
pun saya ubah, revisi atau perbaiki. Saya tidak lebih baik dari
siapapun dalam hal apapun.”
Buku ini terdiri dari
16 tulisan orang Maiyah. Tiap artikel langsung tamat. Kayak kumpulan
cerpen yang dibukukan gitu. Artikel artikel nya ringan tapi membuat
kita merenung lama. Dari 16 artikel tersebut, ada satu yang membuat
saya tersenyum saat membacanya, judulnya: BULATAN KEHIDUPAN DAN ILMU
GIGI.
Berikut salah satu
kutipannya, Silakan dibaca, Kawan.
“Orang maiyah
menemukan ilmu, kesejatian, cinta, kebahagiaan, dan Allah cukup hanya
dengan memandang giginya tatkala sedang berkaca. Disana mereka
bersyukur bahwa Allah mengambil keputusan untuk tidak membiarkan gigi
terus tumbuh.”
Sambil baca, saya
melihat Shafa, anak saya yang gigi nya baru pada tumbuh. Tumbuhnya
tak merata, geraham udah ada, tapi gigi depannya masih bolong bolong,
sepertinya akibat kebanyakan permen dan coklat. saya pun berdoa, “Ya
Allah, tumbuhkanlah gigi anak saya ini. Kasian, kalau lagi nyengir
debu pada masuk.”
Tapi setelah membaca
artikel ini, doa nya pun saya tambah, “Tapi pertumbuhannya jangan
terlampau panjang ya Gusti. Normal normal saja, seperti manusia pada
umumnya.”
Benar kata orang bijak,
“Manusia itu sulit bersyukur terhadap apa yang mereka dapatkan
secara cuma-cuma.”
Padahal, kalau gigi
kita terus tumbuh hingga sekarang, hingga umur 28 tahun misalnya,
betapa menyeramkan dan menyiksanya hidup ini. Kita bakalan susah
makan buah-buahan. Buat makan mangga saja, kayanya harus di-blender
dulu.
Hatur nuhun gusti
Allah.
--
Subang, 22 Januari 2017. Ditulis di rumah, sambil nunggu nasi goreng spesial buatan bundanya Shafa.
--
Subang, 22 Januari 2017. Ditulis di rumah, sambil nunggu nasi goreng spesial buatan bundanya Shafa.



0 comments:
Post a Comment