“Di Bandung, Boi. Aya naon euy?”
“Tanggal 5 April balik ka Subang nya, aya wayang golek di
Alun-alun.”
“Wah mantap. Oke oke. Urang meluncur. ”
Itulah sepenggal percakapan saya dengan Si Wisnu. Saya lebih
senang memanggilnya Budi. Kenapa Budi? Apakah dia mirip Budi Dalton? Kayanya nggak. Duh, lupa euy, karena panggilan itu udah lama
tersemat di dirinya.
Persahabatan dengan Si Budi sudah terjalin lama. Sejak dari
SMP kalau gak salah. Kami sangat berbeda. Dari dulu hingga jaman kuliah,
prestasi akademis Si Budi selalu cemerlang. Sedangkan saya angin-anginan,
kadang gemilang (dan ini jarang), kadang pula jomplang.
Si Budi hemat, saya boros. Makanya, saat masa masa kuliah dulu,
tiap akhir bulan, (saat kami ngekost serumah di daerang Gegerkalong,
Bandung), Si Budi lah tempat paling indah untuk berkeluh kesah,
Dengan langkah gontai, ku ketuk pintu kamar dia, “Bud, aya dana nganggur teu, buat ongkos mudik.”
“Waah, teu boga uy Den urang ge.” –Gak punya saya juga-
Saya murung.
Si Budi Nyengir. “Hehe, tenang-tenang, hereuy atuh ah. Butuh
sabaraha?” –Tenang tenang hanya becanda. Butuh
berapa?-
Itulah kawan, dari segi apapun, kami jelas berbeda. Tapi itu
tak menjadikan jurang pemisah diantara kita (ini kenapa kenapa jadi kayak cinta fitri?).
Tenaang, kita normal, Si Budi dan Saya masih senang wanita. Saya
sudah menikah, tapi Si Budi mah masih lajang dan masih ‘mencari’ katanya.
Ada yang berminat? Dia lumayan ganteng, ladies. Jenggotnya seperti lebah yang sedang berkoloni. Aih, ieu malah promosi deuih. Mayar, Bud!
Hehm, walaupun banyak perbedaan, ada satu persamaan antara saya
dan Si Budi. Hingga kini, kami masih sama. Iya, sama-sama suka nonton wayang. Bukan suka lagi, tapi
lebih ke fanatik.
Karena kita berdua orang Sunda, Wayang Golek lah favorit
kami. Haha, saya dan Si Budi punya idola yang sama, siapa lagi kalau bukan Abah Dalang Asep Sunandar Sunarya.
Kapan pun dan dimanapun Abah Asep manggung, kita usahakan mati-matian agar bisa duduk di barisan penonton paling depan.
Jadi, asyiknya menonton wayang golek itu, selain terpukau dengan serunya kisah Ramayana
dan Mahabrata, kita juga dapat pelajaran, Kawan.
Ya, pelajaran tentang bagaimana menjalani hidup yang
bermakna.
Selain piawai memainkan Golek serta menghibur penonton (dengan
bodor bodor segar ala Cepot Dewala Gareng), Abah Asep adalah seorang Da’i
menurut kami. Aksi panggungnya selalu diselingi oleh renungan agama yang
disampaikan secara tidak menggurui.
Dari Abah Asep kami belajar. Dan semenjak itu, kami semakin cinta wayang golek.
Dari kecintaan inilah, Saya dan Si Budi pun mendapat ide
untuk ikut melestarikan budaya asli Tatar Sunda ini.
Jarang sekali anak muda kita yang senang dengan wayang. Bisa
dihitung jari lah. Mayoritas, lebih senang main band, nongkrong di Mall,
berkicau di Twitter, atau chatting via facebook.
Sebenarnya itu tidak salah. Tapi lebih bagus lagi, selain
dengan berkegiatan di atas, kita juga ikut terjun melestarikan budaya bangsa. Iya
ngga?
Karena kalau bukan kita, siapa lagi? Orang luar negeri mau
belajar budaya kita, masa kita yang pribumi malah menganggapnya remeh.
Nah, dari sanalah saya dan si Budi pun akhirnya punya ide untuk membuat
tshirt atau kaos dengan gambar wayang.
Iyah, wayang doang. Membosankan ya? eits, tunggu duluu. :D
Karakter karakter populer wayang seperti gatotkaca, bima,
arjuna, cepot, semar dan lain-lain kita bikin versi kartunnya. Seperti ini
nih.. (Gambar-gambar di bawah ini buatan Si Budi semua.)
Dan masih banyak lagi, :D.
Oh iya, kita punya versi yang dibumbui kata-kata juga:
Dan ini edisi khusus untuk calon Sarjana, hehe..
Harganya? 75k sadja. :)
---
Ditulis oleh Deden Hanafi, dishare melalui Facebook dan Twitter. :)
Catatan: foto pinjam dari Google.













maaf ya mas nyepam, komen akun awal yang di atas, dihapus saja, saya salah pakai akun, hehe
ReplyDeletemalahan saya ngga pernah nonton secara langsung lho mas. Kadang kalo wayang, pengantar bahasa saya ngga ngerti. Bukan jawa tulen soalnya
Dedeeeeen...
ReplyDeleteHasek...bisnis kaos ini teh?
Kenapa atuh gak dicantum harganya?
Poin paling penting itu teh...hihihi..
Itu slogan kaosnya juwara banget deh..
Pasti Deden tim kreatip penciptanya yah..
Katingali dina gaya bahasana..hihihi...
Eh, itu aku salah akun yaaah..
ReplyDeleteBlog aku masih di detik kok..
Itu mah cuman blog khusus korea doang:-)
@Sabda Awal: memangnya asli mana kang? :)
ReplyDelete@Bibi Titi:Whoaa, aya c bibi. damaang Bi? :) doakeun nya Bi, semoga laris manis. oh enya, harga na kelewat. :D