Monday, 11 March 2013

5 Tips Agar Nulis Gak Buntu!


Weekend itu tak seharusnya dilewatkan dengan selonjoran di rumah saja. Agar lebih indah, mungkin kita bisa menghabiskannya dengan ngadu layangan, lomba lempar lembing dengan mertua, renang di empang tetangga, atau yang lebih keren lagi, kumpul bersama teman-teman yang memiliki kesamaan hobi.

Opsi ketiga lah yang saya pilih.

Kemarin, tepatnya tanggal 10 Maret 2013, saya ikut kumpul di acara Obrolan Penulis Subang (OPS). Aih, ternyata ini event OPS yang ke-3. Lantas, kemana saya pas gelaran OPS yang pertama dan kedua? duh, lupa euy. Menyesal saya ga datang. soalnya banyak ilmu yang terlewatkan begitu saja.


Iya, nyelonong begitu saja, bak tukang batagor kehabisan minyak goreng.

Ngomong-ngomong, kenapa saya bisa ikut gabung di Obrolan Penulis Subang? Hehe, ini bukan karena saya penulis terkenal, Kawan. Tapi lebih ke pertemanan kayaknya.

Saya kenal baik dengan si empunya acara, Mas Yanu. Kenalnya udah lama, mungkin sejak zaman Orde Baru. eh, nggak ding, kelamaan. Mungkin 2-3 lalu lah. Saat masih aktif di Komunitas Blogger Subang.

Mas Yanu sekarang keren euy. Dulu juga sudah keren sih, Berbeda dengan saya yang kerjanya hanya ngisi TTS di Pos Ronda, Mas Yanu berbeda, masa mudanya sudah padat karya.

Karya Apa? banyak sih, tapi mayoritas karya tulis, Bray.

Mas Yanu mah penulis cihuy. sudah ngelahirin banyak Buku. Kini, setelah beberapa tahun menjelang, Mas Yanu gak hanya rajin nulis, Doi juga udah punya penerbitan sendiri.

Penerbit Tigamaha namanya.

Nah, penerbit ini nih yang sering ngajak kita kumpul-kumpul. Gak hanya kumpul doang loh ya, tapi kita juga dikasih makan sama diberi ongkos pulang. (yang terakhir belum, mungkin nanti di OPS 4. haha. #tampar)

Selain nasi timbel super nikmat, di acara yang diadakan dengan santai dan penuh persahabatan ini kita juga dapat ilmu yang bermanfaat, Bray. (ini yang paling penting).

Mas Yanu nge-share ke kita, tentang bagaimana agar nulis gak buntu serta tips tips agar kita mampu melahirkan buku yang berisi, tak sekedar haha-hihi, enak dibaca serta diterima di pasaran.

Setelah saya simak dengan seksama dan dengan tempo yang tidak singkat, point-point dari isi sharing Mas Yanu itu adalah seperti ini, Bray:

1. Sering seringlah menyepi. menurut Mas Yanu, keheningan adalah salah satu modal agar karya kita (dalam hal ini buku) menjadi berisi. Mayoritas, buku yang mengena di hati pembaca itu adalah buku yang terlahir dari penulis yang sering mencari keheningan.

Yaah, tak usah lama-lama lah heningnya. dua hari saja. tak perlu sampai 2 bulan mengasingkan diri ke pulau buru.

2. Pintar pintarlah bermain metafor. Buku yang enak dibaca adalah buku yang kaya metafor. "Coba deh kalian telaah karya karyanya Andrea Hirata atau Dewi Lestari." Begitu Kata Mas Yanu.

3. "Menulislah dengan konsisten. Agar suatu saat nanti, buku yang teman-teman buat mampu menyentuh hati para pembaca." Tambah Mas Yanu.

Ngomong-ngomong, buku apa yang tetap bisa menyentuh walau sudah dibaca puluhan kali?

kalau saya sih, Buku Tabungan. Apalagi di tanggal tua. #pedih

Eh, sori curhat. Lanjuttt!

4. 'Aku' dan 'Saya' harus dikurangi. Intinya, kurangi kenarsisan. Kalau overdosis 'AkuSaya', bisa bisa bukumu ditinggalkan.

5. kalau ingin 'narsis', tampilkan dalam bahasa perumpamaan. misalnya, lewat fabel atau cerita-cerita lainnya. jangan takut, orang akan tahu kok kalau itu kamu. :')

Nah, itulah tips dari Mas Yanu.

Oh iya, pembicara di acara OPS ini tidak hanya Mas Yanu doang, Bray. masih banyak lagi, Ada Mang Annas, Mang Oki, Mas HW. Prakoso, Kang Soleh, Mang Brian beserta Teh Puspa (istrinya), Kang Rakhmad, Kang Epul dan masih banyak lagi.

Untuk pembicara selanjutnya, saya share di post selanjutnya yak. Materi yang mereka bawakan juga tak kalah kerennya.

kalau ditulis satu post, kepanjangan euy. Harus nyari nafkah dulu saya nya. :)

(Ditulis oleh Deden Hanafi, Di Subang. Di Rumah Ayah Mertua).

-Artikel ini saya tampilkan juga di blog saya yang lain, kuden.blogdetik.com-
Share:

0 comments:

Post a Comment